Friday, November 16, 2012

MOTIVANITA
Motivasi Wanita



Bukan latah mau jadi motivator ya, sekedar menulis untuk memberi motivasi dan insiprasi bagi sesama kaum wanita. Kaum pria juga bisa menjadikan ini insiprasi untuk wanita-wanita yang dicintainya :) Ibu kekasih istri ataupun anak perempuannya ...

Saya lahir di indonesia namun menghabiskan lebih dari 15 tahun hidup saya (dari 43 tahun usia) di negara lain, khususnya negara yang (dianggap) lebih maju daripada Indonesia. Sekembalinya saya ke tanah air tahun 2010 saya kok rasanya tidak melihat kemajuan yang siginfikan dalam kemajuan perempuan Indonesia ya? Yang saya lihat hanya makin maraknya butik butik brand name, mall-mall, salon2 dan hal hal konsumtif lainnya. Yang mana hal itu ada baiknya juga, menandakan perekonomian kita maju. Tapi kemajuan pereknomian jika tidak diikuti dengan kemajuan karakter bangsa bisa bisa akan menjadi time bomb (bom waktu).

Maksudnya begini : kemajuan ekonomi/teknologi mendorong masyarakat menjadi lebih konsumtif. Apabila peningkatan pendapatan tidak setara maka masyarakat menjadi konsumtif membabi buta. Lebih besar pasak daripada tiang. Lebih besar gengsi dan nafsu daripada pendapatan. Dan dengan tingkat pendidikan yang rendah bisa terjebak untuk memenuhi kebutuhan tertier daripada kebutuhan primer dan sekundernya.

Contoh sederhananya : Ada orang yang rumah aja belum punya, hidup masih nge kos (kos lho ya bukan ngontrak rumah) tapi mobilnya sudah BMW. gadget elektorniknya komplit dari BB Iphone Ipad hingga tablet. Kartu Kreditnya juga banyak sekali. Pengeluaran nya untuk semua itu sebetulnya (alangkah bijaksana) bisa digunakan untuk mencicil rumah. Karena rumah termasuk sandang pangan papan (kebutuhan primer).

Ada lagi yang pengeluarannya untuk kebutuhan sandang berlebihan. Memang sandang (pakaian) adalah kebutuhan primer tapi bukan berarti harus menghabiskan separuh gaji untuk beli pakaian kan ? :) Belum lagi bicara kebutuhan Pangan. Lihat saja menjamurnya resto resto saat ini. Pangan memang kebutuhan primer juga tapi akhirnya menjurus menjadi hedonisme dibidang pangan alias makan berlebihan alias BOROS.

Waktu kecil dulu saya ingat betul bagaimana mama berusaha sehemat mungkin menggunakan uang yang dihasilkan almarhum papa. Kami jarang makan diluar paling kalau ada acara khusus misalnya ulang tahun atau kenaikan kelas. Berbelanjapun walau sudah ada supermarket, tetap ke pasar tradisional karena lebih murah. Untuk hiburan juga ada aturannya. Nonton bioskop ada jatahnya. Belanja baju ada jatah dan waktunya. Semua pengeluaran benar benar diatur. Semua karena orang tua saya mengutamakan kebutuhan yang lebih penting yaitu : pendidikan untuk anak anaknya. Sedia payung sebelum hujan, sedia tabungan sebelum waktunya bayar biaya kuliah yang mahal :) Kira kira begitu.

Saat ini banyak pekerja malah tidak punya tabungan sama sekali. Ibaratnya hidup gali lubang tutup lubang. Ngga ada yang bisa disisihkan dan ditabung sama sekali. Padahal mereka yang saya maksudkan ini adalah pekerja dengan gaji diatas 5 juta sebulan ya (bukan yang berpenghasilan sangat kecil)

Kalau dulu umumnya wanita hanya jadi ibu rumah tangga, sekarang sudah banyak sekali rumah tangga yang berpenghasilan ganda. Suami dan istri dua-duanya bekerja. Dengan kata lain income masuk dari dua arah. Tapi wanita yang bekerjapun jadi susah menabung kantaran konsumerisme sudah jadi trend. Makan siang pergi ke food court di mall. Akhirnya jadi belanja karena tiap kali ada saja macam macam sale. Saat gajian waktunya bayar tagihan kartu kredit. Olala....

Kemajuan karir perempuan agaknya belum ditunjang dengan pemahaman akan manajemen keuangan yang baik. Sehingga tujuan dari 'bekerja' masih rancu juga. Yang tadinya untuk menambah pendapatan keluarga malah jadi buang waktu sia-sia karena tabungan keluarga tak kunjung terisi juga. Sudah mengorbankan waktu untuk anak dan suami tapi tetap tidak maksimal membantu perekonomian keluarga.

Inilah pentingnya PENDIDIKAN informal bagi wanita2 karir yang sudah cukup punya pendidikan formal itu. Pendidikan mengenai manajemen keuangan pribadi dan keluarga. Tujuan dan motivasi untuk ikut andil mencari nafkah dengan bekerja sudah ada. Sekarang tinggal dilengkapi dengan "tools" berupa pengetahuan untuk mengatur keuangan agar jerih payah kita tidak sia-sia.

Sebagai seorang ibu dari dua anak, setiap kali saya bekerja motivasi saya adalah : menabung untuk anak anak. Setiap tetes keringat saya adalah untuk anak-anak. Kalau anak-anak saya sudah cukup, ya untuk anak-anak lain yang kekurangan (Amin) Dan saya belajar memanage keuangan dari orang tua saya karena saya produk tahun 1969 jadi mungkin masi tradisional cara pendidikannya ya... Beda dengan jaman sekarang yang sudah jauh lebih moderen.

Melalui wadah SuperWomen ( @superwomenid )saya dan teman teman terutama IVANNA VERONICA akan berbagi pengalaman dan tips tips untuk memanage keuangan pribadi dan keluarga. Agar jerih payah dan waktu yg sudah kita korbankan tidak sia-sia. Dan agar semua tetes keringat kita bermuara bagi kepentingan orang yang sangat butuh support kita yaitu : anak anak. bagi yang belum punya anak tentu juga perlu menabung untuk hari tuanya atau untuk membantu orang tua.

Untuk wanita yang bekerja maupun berwirausaha pengetahuan manajemen financial ini sangat penting. Karenanya bagi yang merasa ingin memperluas wawasan soal menajemen keuangan bisa menghubungi kami di vinzainc@hotmail.com . Judul email : SEMINAR SUPERWOMEN. Nama anda akan kami masukan dalam guest list dan akan menerima informasi terkini apabila SUPERWOMEN team mengadakan workshop/seminar.


Wanita SUPER adalah wanita Beriman, cerdas, percaya diri-mandiri dan tetap setia pada kodratnya.

Hotel Room

3 comments:

  1. Dear Sahabat perempuan

    Ikuti terus @superwomenid dan jika boleh mohon mengisi survey pendek dibawah ini :
    (tinggal copy paste lalu isi dan email kembali /reply)ke vinzainc@hotmail.com untuk bergabung di acara2 kami!


    NAMA :
    USIA:
    JENIS KELAMIN:
    PENDIDIKAN TERAKHIR:
    PEKERJAAN:
    PENGHASILAN PERBBULAN:
    UANG BELANJA PERBULAN (KIRA KIRA):
    KOTA:

    trimakasih! Jadilah wanita SUPER INDONESIA !

    ReplyDelete
  2. Saya sependapat dengan Anda, walauoun kita sukses dan byk uang tapi tidak perlu berfoya", karena ada yang jauh lebih pnting dari itu.ok

    ReplyDelete