1987 - 2012
Cerita Dalam Keheningan
SAMSARA
Menentukan Hati
Cinta Maya
Prahara Asmara 1 dan 2
Loe Gue End! - self published - VINZA INC publishing founder
Tweet
I believe, everything happens for reason. A journal of a mother, lover, writer, friend and women - Inspired by Life www.zarazettira.com
Belakangan ini setiap kali saya mau berdoa saya suka malu sendiri. Malu sama diri sendiri dan sama Tuhan. Soalnya doa saya selalu panjang-panjang dengan berjubelnya permohonan permintaan dan keinginan keinginan yang belum terkabulkan . Saya tidak akan menyalahkan Tuhan apalagi berhenti percaya pada Nya. Justru saya jadi malu untuk berdoa. Dan mala mini saya memutuskan untuk berhenti meminta. Ya. Berhenti meminta dan mempersingkat doa saya. Karena keyakinan saya sebagai muslim, maka saya hanya membaca alfatihah malam ini. Saya rem mulut saya yang maunya selalu minta, minta dan minta terus. Saya tahan air mata saya yang biasanya ikut merembes seiring merembesnya kata kata permohonan dalam doa saya tiap hari. Ya , tiap hari sejak 2 tahun lalu. Sehabis alfatihah, mata tak kunjung mau terpejam. Ya Tuhan, maafkan saya, saya tetap harus memohon padaMu. Tapi kali ini saya janji, hanya satu permohonan saya : Berikanlah saya… KEKUATAN!
Mungkin Tuhan kasihan melihat saya tidak punya sahabat yang berwujud. Doa saya sejak SD yang tak pernah putus . Doa yang tiap hari makin panjang lantaran dengan bertambahnya hari dan usia bertambah pula keinginan saya. Doa permohonan yang akhirnya membuat saya malu dan saya hentikan. Saya ganti dengan alfatihah. Dan saya berhenti juga menambahkan daftar permohonan. Yang dulu aja nggak dijawab jawab masa mau nambah terus? Logikanya kan begitu. Tahu dirilah. Saya hanya minta satu : Kekuatan. Kekuatan untuk bertahan selama permohonan itu belum dikabulkan. Kekuatan untuk bersabar menunggu sampai ‘waktu’ pengabuland itu tiba. Kekuatan untuk tetap percaya dan tidak pernah kecewa pada Nya. Kekuatan adalah sesuatu yang sangat kita butuhkan dalam menjalani hidup. Dan insyallah dengan kekuatan kita bisa menjalani semuanya sampai pada tujuan yang kita inginkan.
Saya merasa sungguh beruntung. Apalagi yang kurang dalam hidup saya? Sudah seperti hidup dialam mimpi. Bukan gee r kalau saya bilang saya ini cantik. Masyarakat dan kamera sudah mengakuinya. Buken gee r kalau saya bilang hidup saya ini lurus. Jangankan narkoba, alcohol dan rokok saja tidak pernah singgah dalam tubuh saya. Padahal dunia yang saya jalani, yang memberikan saya nafkah dan rejeki ini identik dengan hura hura dan party. Masa kecil saya memang cacat dan menyedihkan, tapi jika saya harus mengulang hidup saya, saya tidak keberatan menjalani masa kecil yang sama. Sebab penderitaan itu yang menjadikan saya seperti sekarang ini.
Dan sekarang saya punya kekasih idaman. Seorang dokter dari keluarga baik baik yang taat beribadah dan soleh. Kalau ingat tokoh si Boy dalam film Catatan si Boy beberapa decade lalu, kira kira seperti itulah Furqy. Ganteng, keren, berpendidikan, punya karir bagus , taat beribadah, lurus tidak neko-neko, hormat pada orang tua. Perfect!